Senin, 11 Mei 2015

Keindahan


      A.     PENJELASAN DARI KEINDAHAN, NILAI ESTETIK DAN EKSTRINSIK, KONTEMPLASI DAN EKSTANSI, TEORI-TEORI  DALAM RENUNGAN, DAN TEORI-TEORI DALAM KESERASIAN.

1. Keindahan merupakan sifat dan ciri dari orang, hewan, tempat, objek, atau gagasan yang memberikan pengalaman persepsi kesenangan, bermakna, atau kepuasan. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, keindahan diartikan sebagai keadaan yang enak dipandang, cantik, bagus benar atau elok. Keindahan dipelajari sebagai bagian dari estetika, sosiologi, psikologi sosial, dan budaya. Sebuah "kecantikan yang ideal" adalah sebuah entitas yang dikagumi, atau memiliki fitur yang dikaitkan dengan keindahan dalam suatu budaya tertentu, untuk kesempurnaannya.
2. Nilai Estetik adalah yang berhubungan dengan segala sesuatu yang tercakup dalam pengertian keindahan disebut nilai estetik. Dalam bidang  filsafat, istilah nilai seringkali dipakai sebagai suatu kata benda abstrak yang berarti keberhargaan (worth) atau kebaikan (goodness).
3. Nilai Ekstrinsik adalah sifat baik dari suatu benda sebagai alat atau sarana untuk sesuatu hal lainnya (Instrumental/Contribution Value), yakni bersifat sebagai alat atau membantu.
4. Kontemplasi adalah dasar dalam diri manusia untuk menciptakan sesuatu yang indah yang merupakan suatu proses bermeditasi merenungkan atau berpikir penuh dan mendalam untuk mencari nilai-nilai, makna, manfaat dan tujuan atau niat suatu hasil penciptaan.
5. Ekstansi adalah dasar dalam diri manusia untuk menyatakan, merasakan dan menikmati sesuatu yang indah.
6. Teori - teori dalam Renungan :
a. Teori Pengungkapan Dalil dari teori ini ialah bahwa “Art is an expression of human feeling” (Seni adalah suatu pengungkapan dari perasaan manusia). Tokoh teori ekspresi yang paling terkenal ialah filsuf Italia Benedeto Croce (1886-1952) dengan karyanya yang telah diterjemahkan kedalam bahasa Inggris.
b. Teori Metafisik Merupakan salah satu teori yang tertua, yakni berasal dari Plato yang karya-karya tulisannya untuk sebagian membahas estetik filsafati, konsepsi keindahan dan teori seni. Seniman besar adalah seseorang yang mampu dengan perenungannya itu menembus segi-segi praktis dari benda-benda di sekelilingnya dan sampai pada makna yang dalam, yakni memahami ide-ide dibaliknya.
c. Teori Psikologis Salah satunya ialah teori permainan yang dikembangkan oleh Freedrick Schiller (1757-1805) dan Herbert Spencer (1820-1903). Seni merupakan semacam permainan y menyeimbangkan segenap kemampuan mental manusia berhubungan dengan adanya kelebihan energi yang harus dikeluarkan.
7. Teori – teori dalam keserasian :
a. teori objectif dan subjectif
·        Teori Objectif berpendapat bahwa keindahan atau ciri-ciri yang menciptak nilai estetika adalah sifat (kulitas) yang memang melekat dalam bentuk indah yang bersangkutan, terlepas dari orang yang mengamatinya.Pendukung teori objectif adalah Plato, Hegel.
·        Teori Subjectif menyatakan bahwa ciri-ciri yang menciptakan keindahan suatu benda itu tidak ada, yang ada hanya perasaan dalam diri sesorang yang mengamati suatu benda. Pendukung nya adalah Henry Home, Earlof Shaffesburry.

b.Teori Perimbangan
Dalam arti yang terbatas yakni secara kualitatif yang di ungkapkan dengan angka-angka, keindahan hanyalah kesan yang subjectif sifatnya dan berpendapat bahwa keindahan sesungguhnya tercipta dan tidak ada keteraturan yakni tersusun dari daya hidup, penggembaraan, dan pelimpahan.
Teori pengimbangan tentang keindahan dari bangsa Yunanai Kuno dulu dipahami dalam arti terbatas, yakni secara kualitatif yang diungkapkan dengan angka-angka. Keindahan dianggap sebagai kualita dari benda-benda yang disusun (mempunyai bagian-bagian). Hubungan dari bagian-bagian yang menciptakan keindahan dapat dinyatakan sebagai perimbangan atau perbandingan angka-angka.
Teori ini hanya berlaku dari abad ke-5 sebelum Masehi sampai abad ke-17 Masehi selama 22 abad. Teori tersebut runtuh karena desakan dari filsafat empirisme dan aliran-aliran termasuk dalam seni.
   
      B.     ARTIKEL DARI KEINDAHAN

Ada yang tahu Kuningan?
Bukan Kuningan kota metropolitannya Jakarta, terkadang memang orang sering salah maksud ketika mendengar daerah Kuningan. Fenomena ini sering saya alami,

“kamu asli mana?”

“Kuningan”, jawab saya singkat.

Kabupaten Kuningan memang termasuk wilayah agak kecil di Jawa Barat tapi ia punya ciri khasnya sendiri. Wilayah sebelah utara Jawa Barat ini, memang berdekatan dengan Kota Cirebon perbatasan langsung dengan daerah pantai. Tapi Kuningan memiliki hawa yang sejuk karena memiliki gunung Ciremai yang termasuk gunung tertinggi di Jawa Barat.

Gunung ciremai ini juga termasuk objek wisata yang sering dikunjungi dan diminati oleh para wisatawan domestik baik dari warga sekitar Kuningan atau daerah-daerah lainnya dalam lingkup Jawa Barat ataupun luar Jawa Barat. Daerah berhawa sejuk ini atau ada yang menyebutnya dengan “Lembang-nya” Kuningan menjadi daya tarik tersendiri untuk melakukan pendakian atau mendatanginya di sekitaran kaki gunung objek wisata untuk dapat menikmati keindahan panorama dan kesejukan hawanya.


Berbeda dengan gunung-gunung lainnya di Jawa Barat, untuk mencapai puncak Gunung Ciremai, para pendaki akan menghadapi kesulitan tersendiri. Selain jalurnya yang cukup terjal, gunung berketinggian 3.078 mdpl ini sulit sekali menyediakan air bagi para pendaki sehingga harus menyiapkan air dari bawah. Sumber mata air hanya bisa ditemukan di bawah ketinggian 2.000 mdpl. Namun bagi para petualang, kondisi ini bukan suatu kendala, melainkan suatu tantangan.

Ada tiga jalur menuju puncak Gunung Ciremai ini. Pertama, jalur Majalengka. Kedua, jalur palutungan. Ketiga, jalur Linggarjati. Dari ketiga jalur ini, Palutungan merupakan jalur yang paling banyak digunakan. Hal ini karena aksesnya lebih mudah.

Dalam menuju puncak Gunung Ciremai, para pendaki akan disuguhi pemandangan yang berbeda, silih berganti. Pada bagian bawah, para pendaki dipastikan akan menyaksikan hutan pinus yang usianya sudah mencapai puluhan tahun. Pada bagian tengah, para pendaki akan menyaksikan indahnya hutan perawan dataran tinggi. Pada bagian atas, para pendaki akan menikmat indahnya hamparan bunga abadi (edelwise). Sementara di bagian puncak, para pendaki akan disambut oleh tebing kawah berpasir yang sangat luas dan dalam.

Selain menyajikan keindahan tumbuhan, Gunung Ciremai juga menyajikan berbagai hewan liar yang sangat menarik. Dari sekian banyak satwa itu, beberapa satwa yang bisa dijumpai diantaranya macan kumbang (Panthera pardus), kijang (Muntiacus muntjak), landak (Zaglossus brujini), surili (Presbytis comata), babi hutan (Sus scrofa) dan elang jawa (Spizaetus bartelsii). Masih di sepanjang jalur pendakian, para pendaki juga akan menyaksikan indahnya kupu-kupu yang memiliki sayap berwarna-warni.

Bagi pengunjung yang tidak berminat menaiki puncak, Gunung Ciremai juga menyajikan ”fasilitas” dan keindahan alam lainnya sehingga tetap bisa memberikan daya tarik. Beberapa fasilitas dan keindahan alam lainnya yang cukup menarik adalah Bumi Perkemahan Palutungan, Curug Cilengkrang, Curug Sawer, dan Curug Sabuk. Selain itu, terdapat juga fosil pohon usia muda, serta miniatur alam stalaktit dan stalakmit.

Sayangnya, pada beberapa tempat, Gunung Ciremai sedang mendapatkan ancaman sehingga merusak kelestarian dan keaslian ekosistemnya. Di blok Gunung Sirah misalnya, kawasan Gunung Ciremai sudah disulap menjadi ladang sayuran, luasnya mencapai 914,9 ha. Menurut penelitian LSM Akar tahun 2004, total kawasan hutan yang sudah dikonversi menjadi kebun sayuran mencapai 4.829,9 ha. Selain perubahan lahan, bentuk ancaman lainnya adalah penebangan liar dan kebakaran hutan. Jenis kayu yang diambil pada penebangan ini adalah rasamala (Altingia excelsa), jamuju dan kihujan. Kegiatan penebangan liar sudah mencapai ketinggian 2.100 mdpl. Sementara itu, luas areal yang terbuka akibat kebakaran hutan, menurut data tahun 2002, mencapai 2.000 ha. Tentunya, hingga saat ini, areal yang terbakar ini kian meluas mengingat dari tahun ke tahun kebakaran di Gunung Ciremai senantiasa terjadi.

Jelas sudah, Gunung Ciremai merupakan salah satu gunung di Jawa Barat yang memiliki sumberdaya dan keindahan alam yang tidak terhingga. Sayangnya, dewasa ini, gunung yang dimitoskan dengan cerita nini pelet ini tengah mendapatkan tekanan berupa konversi lahan, penebangan liar, dan kebakaran hutan sehingga mengancam kelestarian, keaslian dan keasrian ekosistemnya. Karena itu, perlu dukungan para pihak untuk melestarikannya agar Gunung Ciremai tetap berdiri kokoh dan senantiasa menjadi surga bagi seluruh mahluk hidup.

·        Sumber :



Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Contact us

Nama

Email *

Pesan *